I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial, yang selalu hidup tidak terlepas dari orang lain untuk berhubungan dan berinteraksi dalam berbagai aspek kehidupan. Di lain sisi manusia memiliki kebutuhan yang bermacam-macam. Sebagai mahasiswa tentunya kita memerlukan berbagai macam alat tulis menulis untuk mendukung proses perkuliahan tetap berjalan. Sebagai akibat dari permintaan yang meningkat, maka akan meningkat pula kebutuhan akan bahan dasarnya. Keadaan ini menimbulkan masalah ekonomi. Masalah tersebut berupa adanya kebutuhan yang tidak terbatas, sedangkan alat pemenuhan kebutuhannya berupa barang dan jasa serba terbatas. Dengan demikian kebutuhan didefinisikan sebagai cerminan adanya perasaan kekurangan dalam diri manusia yang ingin dipuaskan.
Ada 2 (dua) penyebab kebutuhan manusia tidak terbatas. Pertama, jumlah manusia (penduduk) yang kian hari, minggu, bulan dan bahkan tahun terus bertambah jumlahnya. Sebagai contoh pada tahun 2000 penduduk Indonesia berjumlah 200 juta jiwa. Dengan jumlah penduduk sebanyak itu, tentunya Indonesia membutuhkan beras per hari sekitar 7.000 ton. Untuk tahun 2006, penduduk Indonesia meningkat menjadi 220 juta jiwa dan beras yang dibutuhkan naik menjadi 12.000 ton. Kedua, kebutuhan setiap orang terus berkembang menurut tingkat kepentingannya, apakah itu kebutuhan primer, kebutuhan sekunder dan kebutuhan tersier.
Bertitik tolak dari penyebab kebutuhan manusia yang kedua ini, maka manusia berusaha memenuhi segala kebutuhannya, yaitu dengan belajar untuk memulai berbisnis apa saja, tentunya dimulai dari hal yang kecil terlebih dahulu. Pekerjaan semcam ini dianggap sebagai pekerjaan sambilan bila ia bekerja dan berprofesi sebagai pegawai negeri sipil, karena ia telah memperoleh gaji atau penghasilan yang diperoleh dari pekerjaan rutin setiap bulannya.
2. Pengertian Bisnis
Secara terminologi, bisnis merupakan suatu kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh perorangan maupun kelompok. Karenanya, kegiatan bisnis sebenarnya telah muncul sejak dulu, hanya kegiatan bisnis ini sangat tertutup dan dilakukan dalam lingkungan yang terbatas, seperti keluarga, kelompok masyarakat maupun kelompok tertentu. Masyarkaat zaman dulu yang kehidupannya bersifat agraris untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masih mengandalkan sektor agraris dengan peralatan sederhana dan bersifat tradisional.
Kemudian munculah revolusi industri di abad ke-18, terjadilah perubahan pada beberapa hal. Revolusi industri Pertama diawali dengan penemuan mesin uap oleh James Watt pada tahun 1769, menghasilkan industry manufaktur yang menggeser sector pertanian sebagai penggerak ekonomi. Kekuatan ekonomi berada pada pemilik alat produksi. Revolusi industri kedua ditandai dengan pembentukan konsep korporasi dan scientific management (Taylor) di akhir 1800-an, menjadikan korporasi dan pekerja manual (manual worker) sebagai andalan ekonomi utama. Kekuatan ekonomi berada pada pemilik modal. Perubahan mendasar akibat revolusi ini juga terjadi pada sektor produksi, dimana buruh dan tenaga kerja mulai menerima upah sebagai imbalan atas tenaganya.
Pada saat itu pula kehidupan manusia dirasakan semakin kompleks. Manusia selalu berusaha untuk menciptakan hal-hal baru sehubungan dengan kebutuhan-kebutuhan dan keinginan yang berkembang pula, sehingga usaha-usaha untuk menerapkan hukum ekonomi di dalam subyek badan usaha semakin nyata. Oleh karenanya manusia berusaha menentukan norma-norma tertentu sehingga dalam bertindak manusia dapat mencapai perbandingan yang sebaik-baiknya antara jumlah pengorbandan dan manfaat atau utility dalam kegiatan produksi. Pada akhirnya semakin nyata kedudukan bisnis sebagai cabang ilmu yang berdiri sendiri. Semakin banyak kita mengetahui seluk beluk dunia bisnis, semakin banyak peluang bagi kita untuk berhasil dan menggali keuntungan dari pengalaman tersebut.
Saat ini kita berada pada Revolusi Informasi, ditandai dengan komputer dan Internet, yang menggeser kekuatan ekonomi kepada pemilik pengetahuan (knowledge) dan pekerja pengetahuan (knowledge workers). Masyarakat bergeser dari masyarakat industri ke masyarakat informasi dan pengetahuan yang disebut the Next Society. Suatu kenyataan, bahwa kekuatan ekonomi berada pada orang-orangnya dan kelompok-kelompok komunitas. Dalam era globalisasi saat ini, persaingan dalam bidang perekonomian bersifat nasional, regional maupun multinasional semakin hebat. Perang ekonomi melalui perdagangan bebas antar bangsa yang berusaha untuk mendapatkan pasar dunia dalam barang dan jasa.
Pengertian bisnis pernah dijelaskan oleh Steinhoff : “Business is all those activities involved in providing the goods and services needed or desired by people”. Dapat diartikan bahwa bisnis merupakan seluruh aktivitas yang mencakup pengadaan barang dan jasa yang diperlukan atau diinginkan oleh konsumen.
Menurut Griffin dan Ebert : “Business is an organization that provides goods or services in order to earn profit.” Maksudnya bisnis adalah merupakan aktivitas melalui penyedia barang dan jasa bertujuan untuk menghasilkan laba. Dan menurut Hugnes dan Kapoor : “Business is the organized effort of individuals to produce and sell for a profit, the goods services that satisfy society s c needs. The general term business refers to all such effort within a society or within a industry”. Maksudnya bisnis adalah merupakan kegiatan usaha individu yang diorganisasi untuk menghasilkan atau menjual barang dan jasa guna mendapatkan keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa bisnis merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk menyediakan barang dan atau jasa dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan. Orang yang berusaha menggunakan waktunya dengan menanggung resiko, dalam menjalankan kegiatan bisnis disebut entrepreneur. Sementara untuk menjalankan kegiatan bisnis ini maka entrepreneur harus mengkombinasikan empat macam sumber daya yaitu : material, human, finansiil dan informasi.
Pendapat lain mengenai bisnis dikemukan oleh Brown dan Protello yang menyatakan bahwa “Business is institution which produce good and services demanded by people”. Artinya bisnis adalah suatu lembaga yang menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat, apabila kebutuhan masyarakat meningkat, maka lembaga bisnis ini pun akan meningkat pula perkembangannya dalam melayani masyarakat.
Mengacu pada beberapa pengertian bisnis tersebut diatas, diketahui bahwa Produk yang dihasilkan dan diperdagangkan oleh kegiatan bisnis adalah meliputi :
a. Tangible goods : barang-barang yang dapat diamati oleh panca indra manusia, misalnya mobil, motor, televise dll;
b. Intangible goods (jasa) : produk yang tidak dapat dilihat secara kasat mata, tetapi dapat dirasakan manfaatnya setelah konsumen menggunakan jasa tersebut. Contoh : jasa pengacara, jasa guru, jasa dokter, dll.
3. Tujuan Bisnis
Setiap manusia melakukan suatu aktivitas pasti mempunyai tujuan. Demikian pula para pelaku bisnis, mereka melakukan aktivitas bisnis untuk mencapai berbagai tujuan. Tujuan dalam konteks ini biasa jadi merupakan goals atau sasaral akhir yang ingin dicapai oleh para pelaku bisnis atas bisnis yang mereka lakukan. Goals atau sasaran ini merupakan cerminan dari berbagai hasil yang diharapkan dapat dilakukan oleh organisasi beserta bagian-bagian yang ada dalam organisasi bisnis atau juga biasa disebut dengan aktivitas fungsional perusahaan (seperti produksi, marketing, keuangan, personalia, dll) yang akan menentukan kinerja organisasi dalam jangka panjang. Tujuan yang ingin dicapai oleh para pelaku bisnis akan sangat bervariasi antara kegiatan bisnis yang satu dengan kegiatan lainnya dan tujuan bisnis tersebut menjadi orientasi para pelaku bisnis.
Tujuan dari organisasi bisnis pada dasarnya dapat meliputi:
1. Menghasilkan barang dan jasa secara efisien berbasis pemenuhan kepuasan konsumen (customer satisfaction0
2. Menciptakan kinerja yang menguntungkan bagi perusahaan melalui aktivitas yang dapat menciptakan nilai bagi perusahaan (volue creation).
3. Melindungi kesehatan dan kesejahteraan karyawan.
4. Melatih menjadi warga masyarakat yang baik dalam kaitannya dnegan masyarakat dan dalam bertetangga.
5. Mendukung pelaksanaan hokum dan pemerintah.
6. Menyediakan pertumbuhan yang sehat bagi perusahaan dan memperoleh keuntungan yang sehat pula.
7. Menjaga kualitas lingkungan melalui operasi perusahaan dan program kemasyrakatan.
II. BISNIS SUATU TANGGUNG JAWAB SOSIAL
1. Ciri Bisnis Modern
Ciri bisnis modern adalah spesialisasi, saling ketergantungan dan produksi masal.
a. Spesialisasi; Dalam bisnis ada yang bergerak dalam memproduksi barang-barang tertentu, seperti membuat sepatu, tekstil, onderdil mobil dan sebagainya. Dalam pemasaran, spesialisasi ditunjukkan dengan adanya speciality store, suatu took khusus yang hanya menjual barang-barang tertentu, seperti : took elektronik khusus alat rumah tangga, took sepatu, boutique, dan lain sebagainya;
b. Interdepence; Karena bisnis bergerak dalam bidang tertentu, maka satu perusahaan tergantung kegiatannya pada perusahaan lainnya. Dia tergantung pada perusahaan angkutan yang mengangkut barang produksinya, dia membutuhkan telepon, pos, listrik, yang dikerjakan oleh sector lain. Pada konsep bisnis modern, saling jketergantungan dicirikan dengan munculnya value chain based management.
c. Produksi Masal; Barang yang dihasilkan dalam jumlah besar dan terus menerus dalam berbagai ukuran sehingga mudah dipilih oleh konsumen. Produsen membuat barang untuk orang-orang yang tidak dikenal, oleh sebab itu produsen harus mengetahui selera konsumen agar produksi yang dibuat secara masal mudah dipasarkan. Dengan adanya produksi masal dan barangnya laku di pasaran, maka akan timbul keuntungan baik bagi bisnis itu sendiri maupun bagi masyarakat dan Negara.
Produksi masal dalam dunia bisnis, akan mendatangkan keuntungan karena adanya efisiensi penggunaan faktor produksi. Dengan adanya efisiensi, keuntungan pengusaha meningkat, keuntungan diperoleh digunakan lagi untuk memperluas bisnisnya, tenaga kerja baru dipekerjakan, upah dapat ditingkatkan atau harga jual dapat ditekan. Efisiensi dalam segala bidang akan mendatangkan keuntungan berlipat ganda.
Oleh sebab itu para pengusaha selalu mencari titik efisiensi yang paling maksimal melalui produksi masal. Produksi masal dengan segala bentuk penghematan dilakukan dengan cara :
a. Mekanisasi : yaitu menggunakan mesin serba otomatis dan canggih dengan mengkombinasikan teknologi canggih. Penanganan bahan baku, sisitem control yang akurat, penggunaan computer dan alat angkut serta alat angkat yang serba otomatis.
b. Spesialisasi : Masing-masing tenaga melakukan pekerjaan yagn sudah tertentu sehingga mereka benar-benar ahli dalam bidang tersebut.
c. Standardisasi : yaitu dibuatkan ukuran standar dari barang yang dihasilkan,sehingga menimbulkan penghematan dalam pemakaian bahan, waktu karena semua barang telah mempunyai ukuran dank ode tertentu.
d. Sarana Komputer : Penggunaan komputer secara luas dan menyeluruh akan menghasilkan efisiensi tingkat tinggi, pengawasan pun dapat dilakukan secara detail dan teliti.
2. Etika Bisnis
Etika bisnis ialah ialah pengetahuan tentang cara ideal pengaturan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara universal serta implementasi norma dan moralitas untuk menunjang maksud dan tujuan kegiatan bisnis. Dengan persaingan yang ketat, pelaku bisnis sadar bahwa konsumen adalah raja sehingga perusahaan harus bisa merebut dan mempertahankan kepercayaan konsumen.
Kata “Etika” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mengandung tiga arti. Dalam pengertian yang pertama etika adalah : nilai-nilai dan norma-norma moral yang dipakai oleh seseorang atau suatu kelompok sebagai pegangan bagi tingkah lakunya. Dengan lebih singkat arti yang pertama ini dapat juga disebut system nilai. Untuk arti yang kedua etika adalah kumpulan prinsip dan nilai moral yang mengatur perilaku suatu kelompok, khususnya suatu profesi. Dan dalam arti singkat etika dapat disebut juga kode etik.
Etika Bisnis merupakan penerapan etika secara umum terhadap perilaku bisnis. Secara lebih khusus lagi makna etika bisnis menunjukkan perilaku etis maupun tidak etis yang dilakukan manajer dan karyawan dari suatu organisasi perusahaan.
Dengan demikian pengertian etika bisnis ialah pengetahuan tentang cara ideal pengaturan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara universal serta implementasi norma dan moralitas untuk menunjang maksud dan tujuan kegiatan bisnis.
3. Mengapa Bisnis Harus Etis ?
Ada (7) Tujuh alasan yang mendorong suatu perusahaan untuk menjalankan bisnisnya secara etis, antara lain sebagai berikut :
1. Meningkatnya harapan public agar perusahaan menjalankan bisnisnya secara etis;
2. Agar perusahaan dan para pekerja tidak melakukan berbagai tindakan yang membahayakan stakeholder lainnya;
3. Penerapan etika bisnis di perusahaan dapat meningkatkan kinerja perusahaan;
4. Penerpan etika bisnis seperti kejujuran, menepati janji dan menolak suap;
5. Perusahaan terhindar dari penyalahgunaan yang dilakukan karyawan maupun competitor yang bertindak tidak etis;
6. Penerapan etika bisnis secara baik dapat menghindarkan terjadinya pelanggaran hak pekerja oleh pemberi kerja;
7. Penerapan etika bisnis untuk mencegah agar perusahaan tidak memperoleh sanksi hukum.
Suatu perusahaan dalam menciptakan etika bisnis, ada beberap hal yang perlu mendapatkan perhatian, antara lain adalah:
1. Pengendalian diri;
2. Pengembangan tanggungjwab social (Social responsibility);
3. Memperhatikan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi;
4. Menciptakan persaingan yang sehat;
5. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”;
6. Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Kolusi dan Komisi);
7. Mampu menyatakan yang benar itu benar;
8. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha kebawah;
9. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama;
10. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati;
11. Perlu adanya etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hokum positif berupa peraturan perundang-undangan
Secara sederhana etika bisnis diartikan sebagai suatu aturan main yang tidak mengikat karena bukan hokum. Tetapi dalam praktek bisnis sehari-hari etika bisnis dapat menjadi batasan bagi aktivitas bisnis yang dijalankan. Etika bisnis sangat penting mengingat dunia usaha tidak terlepas dari elemen-elemen lainnya. Keberadaan usaha pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat secara luas.
Binsis tidak hanya mempunyai hubungan dengan orang-orang maupun badan hokum sebagai pemasok, pembelim penyalur, pemakai dan lain-lain. Sebagai bagian dari masyarakat, tentu bisnis tunduk pada norma-norma yang ada dalam masyarakat. Tata hubungan bisnis dan masyarakat yang tidak bisa dipisahkan membawa serta etika-etika tertentu dalam kegiatan bisnisnya baik antar sesame pelaku bisnis maupun etika bisnis terhadap masyarakat dalam hubungan langsung maupun tidak langsung.
III. PEMILIHAN LOKASI
1. Pentingnya Lokasi Bisnis
Perkembangan bisnis terkadang sangat tergantung pada lokasi bisnis. Lokasi bisnis pada daerah yang strategis akan sangat menguntungkan bagi seseorang, karena dengan lokasi yang strategis tersebut, bisnis akan terbantu untuk melakukan aktivitasnya sehari-hari. Digunakan kata lokasi karena lokasi bersifat tegas yang berarti tempat secara fisik. Secara Yuridis formal lokasi menunjukkan alamat dan identitas yang jelas dimana bisnis berkantor.
Dengan semakin berkembangnya kehidupan manusia, serta semakin tajamnya persaingan serta banyaknya perusahaan yang bermunculan maka pemilihan lokasi bisnis ini sudah tidak mungkin ditentukan secara spekulatif.
2. Cara Penentuan Lokasi Bisnis
Dalam teori marketing min (bauran pemasaran), ada 4 (empat) hal utama pemasaran, yaitu product, price, place, dan promotion, disingkat 4P. Kita harus memiliki kemampuan meramu dan mendesain 4 hal itu agar bisa suskses. Jika kita sudah menetapkan produk yang akan dijual, maka kita harus bisa menentukan 3 hal lainnya, yaitu harga, lokasi dan promosi. Produk bermutu tanpa disertai promosi dan harga yang pas akan menyulitkan perkembangan dalam usaha yang kita lakukan.
Untuk menentukan lokasi bisnis, terdapat dua macam cara yang dapat dilakukan. Kedua cara tersebut adalah : 1. Cara Kualitatif 2) Cara Kuantitatif.
1. Cara Kualitatif: Cara ini diadakan penilaian secara kualitatif terhadap faktor-faktor yang dianggap relevan atau memegang peranan pada setiap pilihan lokasi. Ukuran penilaian dinyatakan dalam : sangat baik (sb), baik (b), cukup baik (cb), kurang baik (kb) dan tidak baik (tb).
2. Cara Kuantitatif : dari hasil analisis kualitatif dikuantifikasikan dengan cara memberikan skor (nilai) pada masing-masing criteria. Dengan contoh pada ukuran diatas, ditetapkan nilai untuk masing-masing kriteria : sb = 5, b = 4, cb = 3, kb = 2, tb = 1.
IV. POTENSI BISNIS
1. Tahap-tahap Pengembangan Bisnis
Dalam melakukan kegiatan pengembangan bisnis, seorang bisnismen pada umumnya akan melakukan pengembangan kegiatan bisnis tersebut melalui tahap-tahap pengembangan bisnis sebagai berikut:
a. Memiliki Ide bisnis.
Awal bisnis seorang bisnismen berasal dari suatu ide bisnis. Ide bisnis yang dimiliki seorang bisnismen dapat berasal dari berbagai sumber. Ide bisnis dapat muncul setelah melihat keberhasilan bisnis orang lain (pengamatan). Selain ide bisnis dapat timbul karena adanya sense of business yang kuat dari seorang bisnismen.
b. Penyaringan idea atau Konsep bisnis.
Bisnismen akan menterjemahkan ide bisnis yang merupakan konsep bisnis yang merupakan penerjemah lebih lanjut ide bisnis ke dalam matra-matra bisnis yang lebih spesifik. Penyaringan tersebut dilakukan melalui suatu aktifitas penilaian kelayakan ide bisnis secara formal maupun yang dilakukan secara informal.
c. Pengembangan Rencana Usaha (Business Plan).
Bisnismen adalah orang yang melakukan penggunaan sumber daya ekonomi untuk memperoleh keuntungan. Komponen utama dari perancanaan bisnis yang akan dikembangkan oleh seorang bisnismen adalah perhitungan proyeksi rugi-laba dari bisnis yang dijalankan. Dalam menyusun rencana (Business plan), harus segera ditambahkan bahwa para bisnismen memiliki perbedaan yang mencolok dalam membuat rincian rencana bisnis.
d. Implementasi Rencana Bisnis dan Pengendalian Bisnis.
Rencana bisnis yang telah dibuat baik secara rinci maupun global, tertulis maupun yang tidak tertulis selanjutnya akan di implementasikan dalam pelaksana bisnis. Dalam kegiatan implementasi rencana bisnis, seorang bisnismen akan mengarahkan berbagai sumber daya yang dibutuhkan seperti modal, material dan tenaga kerja untuk menjalankan kegiatan bisnis.
2. Ciri-ciri Bisnis yang Berhasil
a. Percaya diri
Bisnismen selalu yakin terhadap dirinya, berpikir bebas dan bersikap independen. Senantiasa bersifat optimis terhadap ramalan dan pandangan masa depan. Percaya diri, bisnismen mempunyai mutu kepemimpinan dan sifat dinamis, serta positip.
b. Berorientasikan Kemanusiaan
Bisnismen mempunyai hati yang lembut, mudah bergaul dan berkawan dengan orang-orang di sekelilingnya, tidak membedakan apakah orang tersebut klien, pesaing atau pegawainya.
c. Berorientasikan Tugas dan Keputusaan
Bisnismen akan terus bekerja keras dan mempunyai keinginan semangat baja untuk terus bekerja dan berusaha, tahan banting dan bersungguh-sungguh dalam bisnisnya.
d. Sikap Keaslian Ide dan Kreatif
Bisnismen selalu memikirkan tentang konsep asli atau original dan mempunyai pemikiran yang kreatif dan selalu mencoba memperbaharui barang dan jasa yang telah dicipta dan ditunjukkan di pasaran.
e. Berorientasikan Masa Depan
Bisnismen senantiasa memandang ke depan dan tidak menoleh ke belakang dalam kegiatannya, serta mempunyai pandangan meluas tentang masa depan dan kesempatan yang ada.
f. Bersedia mengambil resiko
Bisnismen merupakan orang yang senantiasa bersedia menghadapi dan menanggung resiko dan menganggap bahwa lebih tinggi resikonya maka lebih tinggilah kemungkinan untung yang akan diperolehnya.
g. Kemampuan Membuat Keputusan
Bisnismen harus bisa membuat keputusan, mengetahui masalah yang dihadapi di masa depan serta mengetahui berbagai informasi untuk membuat keputusan.
h. Berorientasikan Perencanaan
Bisnismen selalu mempunyai upaya untuk merencanakan semua kegiatannya. Perencanaan ini dapat menyelaraskan semua aspek yang berkaitan dengan tindakannya pada masa depan.
i. Kemampuan Mendirikan Perusahaan
Bisnismen dapat mengelola segala kegiatan, pegawai dan perusahaannya, dapat menggunakan potensi yang dimiliki orang sekelilingnya untuk mengelola perusahaan dan aktivitasnya.
j. Kemampuan Manajemen
Bisnismen juga dikatakan mempunyai kemampuan yang alamiah untuk memimpin dan mengelola organisasi dan bisnisnya. Ia dapat mewujudkan kerja secara tim atau kelompok dan dapat memberikan efek yang menyeluruh dalam manajemen dan menjamin keberhasilan bisnisnya.
3. Mengapa belajar bisnis
Dalam dunia bisnis, keahlian itu bisa dibeli, jika kita tidak ahli dalam mengelola keuangan, sedangkan penjualan kita terus berkembang. Untuk itu kita bisa merekrut tenaga keuangan yang pintar. Hal yang tidak bisa dibeli adalah semangat dan cita-cita yang kuat untuk memulai dan mengembangkan usaha. Jika mau sukses maka kita harus mempunyai mentalitas wirausaha.
Dalam memulai suatu bisnis tidak serumit yang dibayangkan. Kebanyak orang ingin terlihat sempurna sehingga mempersiapkan sesuatu dengan cara berlebihan. Untuk memulai belajar bisnis ada baiknya mulai membentuk dan menentukan cara berpikir terhadap dunia bisnis. Cara berpikir seseorang akan berpengaruh terhadap bisnis yaitu sebagai berikut, langkah-langkah yang harus diambil untuk belajar bisnis :
· Memilih jenis bisnis sesuai pilihan yang menyenangkan;
· Memilih dan menentukan pasar yang sesuai dengan kegiatan atau bisnis tersebut;
· Mencari informasi tentang pesaing untuk mengukur kemampuan dan membangun usaha.
Setelah melihat dunia persaingan bisnis, akan ditemukan berbagai permasalahan. Untuk itu, sebaiknya seseorang yang akan memulai bisnis harus mulai meminimalisir resiko-resiko yang muncul terhadap bisnis tersebut, mencari solusi yang terbaik atau tepat dalam pemecahan permasalahan tersebut, serta mempelajari kondisi lingkungan luar yang dapat menjadi pesaing bisnis tersebut. Dalam memulai suatu bisnis, ramuan pemasaran (marketing mix) juga menjadi faktor penentu keberhasil suatu bisnis. Ramuan pemasaran tersebut meliputi :
a. Product
Mencakup keragaman produk, mutu, desain, karakteristik, merek dagang, kemasan, ukuran, pelayanan, dan jaminan.
b. Price
Mencakp harga agen, harga eceran, diskon, kemudahan,system pembayaran, dan fasilitas kredit. Harga merupakan factor penting suksesnya sebuah produk dijual di pasar.
c. Place
Mencakup lokasi usaha, distribusi produk, persediaan barang. Jika sudah memiliki produk yang baik sesuai dengan permintaan pasar dan banyak orang tertarik, tetapi orang kesulitan mencarinya maka bisnis Anda akan gagal.
d. Promotion
Promosi merupakan senjata ampuh untuk membujuk konsumen supaya membeli. Ada lima cara promosi yang umum dilakukan pebisnis, yaitu direct selling, sales promotion, public relation, publication dan advertising.
Keberhasilan suatu bisnis merupakan milik semua orang. Siapapun kita, kesehatan untuk berbisnis akan terus tumbuh, seperti semboyan berikut ini :
- Kecil adalah modal untuk menjadi besar;
- Kalah adalah modal untuk menjadi menang;
- Gagal adalah modal untuk menjadi sukses.
V. KESIMPULAN
Sebagai makhluk sosial, yang memiliki berbagai macam kebutuhan yang berkembang dan meningkat yang harus dipenuhinya, maka ia harus merubah dirinya dan berusaha untuk meningkatkan kualitas hidup dan kehidupannuya, maka ia perlu untuk belajar dan memulai berbisnis, dimulai dari yang kecil dan lama kelamaan menjadi besar.
Jika kita ingin menjadi sukses maka kita harus mempunyai mentalitas wirausaha yang didukung oleh cita-cita yang kuat untuk menjadi seorang wirausahawan yang sukses.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar